Jumat, 19 Januari 2024

BUKAN HANYA DI DAPUR

   

BUKAN HANYA DI DAPUR
_Nadita_

    Dalam sekilas, hamba akan menyadarkan ndoro melalui tulisan yang yang tidak seberapa ini. Bahwa sesungguhnya kita sebagai wanita harus menyadari dunia ini tidak sesempit itu, hanya untuk mengemis cinta sang paduka. Lewat imajinasi hamba yang kurang ini, ingin meningatkan bahwa kita sebagai wanita bisa lebih dari bersembuyi dibalik gagahnya bayangan sang paduka.

    Dalam dapur hamba yang sudah reyok ini akan berkumpul para ndoro yang bisa sebanding dengan gagahnya paduka yang katanya kerennya selangit. Diharapkan dari sepintas asam-manis hidup ndoro ayu yang telah berjuang entah itu 10 tahun silam atau 1.000 tahun yang lalu dan kini ndoro ayu yang akan menjadi tunas bangsa harus cepat tersadar seberapa peliknya hidup sebagai kaum hawa. Dituntut  harus secantik Dyah Pitaloka dan Ken Dedes atau mungkin harus seberbakat Prilly Latuconsina adalah makanan sehari-hari. Namun semuanya tetep juga kurang, dapat dibuktikan dalam cerita Ramayana. Dimana, saat Dewi Shinta yang berparas ayu dan setiannya yang luar biasa, diculik oleh raja Alengka, Rahwana. Lalu, Shinta diboyong ke istana Alengka. Selama bertahun-tahun di dalam, istana Alengka. Shinta tak disentuh seinci-pun oleh Rahwana dan saat Rama, suami Shinta menyelamatkan Shinta. Timbul rasa tak percaya Rama akan Shinta. Rama tak percaya bahwa Shinta tak sekalipun disentuh Rahwana, sehingga Shinta melewati kobaran api yang mangsutnya, ia benar-benar suci dan tak disentuh oleh Rahwana.

    Selanjutnya hamba akan menjabarkan cerita-cerita para ndoro dari menyimak percakapan mereka didapur yang tak layak huni ini. Dimulai dari ndoro Gitrja yang bergelar Sri Tribhuwana Tunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani yang merupakan raja ke-3 Majapahit. kerajaan tersohor itu memiliki raja wanita pertama yang berhasil meredam pemberontakan pada masa Jayanegara. Ratu Tribhuwana  yang bijaksana dan tegas berhasil menjaga kesetabilan kerajaan juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan budaya dan politik di Majapahit. Ia juga terkenal dengan jiwa keberanian yang tinggi di medan perang. Terbukti saat, Gusti Ratu Tribhuwana menjalankan tugas sebagai panglima perang saat terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta pada 1331. Hingga akhirnya, Ratu Tribhuwana berhasil menumpaskan Sadeng.  Serta pada masa kekuasaanya Majapahit semangkin gencar memperluas wilayah. Ratu Tribhuwana juga mengangkat Gajah Mada sebagai Mahapatih, dihadapnya juga Gajah Mada mengucapkan “Sumpah Palapa” untuk mempersatukan Nusantara dibawah panji Majapahit. Sumpah Mahapatih Mada itu terwujud saat kepemimpinan Maharaja Hayam Wuruk, raja ke-4 Majapahit yang membawa Majapahit dalam era kejayaan yang merupakan anak dari Ratu Tribhuwana dan Prabu Cakradhara.

Selain Ratu Tribhuwana, adapun ratu yang terkenal tegas dari Kalingga. Ratu Shima atau gelarnya Sri Mahissasuramardini Satyaputikeswara, ratu yang menjabat setelah suaminya, Raja Kertikeyasinga meninggal. Yang berkuasa di Kerajaan Kalingga, Jawa tengah. Pada masa kekuasaan Ratu Shima, Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaannya setelah mengambil alih peran bandar perdagangan di pantai utara yang sebelumya dikuasai Kerajaan Tarumanegara. Ratu Shima dikenal dengan pemerintahannya yang sangat keras, tegas dan juga adil, sehingga rakyatnya hidup dengan aman, tertib dan teratur. Peraturannya yang paling terkenal adalah siapapun yang mencuri akan dipotong tangannya. Kebijakan Ratu Shima ini terdengar oleh orang-orang Arab di India yang disebut Tashih, yang kemudian  meletakan pundi-pundi emas di jalan Kalingga, selama tiga tahun tak ada yang menyentuh pundi-pundi emas tersebut. Sedangkan orang-orang yang lewat akan menyingkir atau menghindarinya. Suatu ketika, pundi-pundi emas itu tidak sengaja terinjak oleh putra mahkota, anak Ratu Shima. Saat ketika Ratu Shima mengetahuinya, ia sangat marah dan memberikan hukuman mati bagi putranya, hukuman itu akhirnya dibatalkan setelah bujukan dari para menteri kerajaan. Ratu Shima tetap mengatakan bahwa putranya tetap salah dan memberikan hukuman kaki putra mahkota harus dipotong. Menteri pun kembali meminta pengampunan, dan akhirnya hanya jari kaki putranya yang dipotong sebagai peringatan bagi penduduk kerajaan dan bukti ketegasan Ratu Shima.

          Dan terakhir,  Ndoro Retna Kencana atau gelarnya Ratu Kaliyamat merupakan penguasa Jepara yang dikenal dengan sosoknya yang pemberani dan heroik lantaran beberapa kali terlibat dalam peperangan melawan Portugis. Selama masa pemerintahan Ratu Kaliyamat, Jepara mengalami perkembangan yang pesat. Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di Pantai Utara Jawa dan memiliki armada laut yang kuat pada abad ke-16. Diabad yang sama juga, Ratu Kaliyamat membantu Sultan Johor melawan tentara Portugis, ia mengirim 40 kapal perang dan 4.000 pasukan ke Selat Malaka dengan tujuan dari pertempuran tersebut adalah membebaskan perairan Malaka dari dominasi Portugis. Selain itu, Ratu Kaliyamat  juga membantu masyarakat Hitu di Ambon melawan Portugis, pada tahun 1565. Serta, mengirim 300 kapal dengan 15.000 pasukan untuk membantu Sultan Aceh berperang. Karena itu bangsa Portugis memberikan Ratu Kaliyamat gelar, Senhora Rainha de Japora ponderosa e rica  yang berarti ratu penguasa yang kaya raya dari Jepara. 


Karya Putu Nadita Augustina Putri, Kelas VIII.B - Instagram : nadinadita
Pembina Literasi Digital Spenju : Ummul Karyati, S.Pd - Ahmad Kadafi, S.Si
Support "Literas Digital dan Media Center Spenju"


Ikuti informasi seputar pendidikan melalui kanal berikut:

Instagram : smpn7 Mataram_

Facebook : Spenju Times

YouTube : SMPN 7 Mataram Official

TikTok : SMPN 7 Mataram_

Blogger : smp7mat.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

School Tour MPLS SMPN 7 Mataram

School Tour MPLS SMPN 7 Mataram 1. Siapa nama kepala sekolah, Kasubag Tata Usaha, Wakil Kepala Sekolah dan Kepala Perpustakaan Spenju? 2. Ka...